Powered By Blogger

Rabu, 19 Oktober 2011


PEMAIN SEPAK BOLA LUAR NEGERI BERDARAH INDONESIA YANG MASIH BISA DINATURALISASI

Naturalisasi adalah proses perubahaan kewarnegaraan seseorang dari luar negeri menjadi warga negara Indonesia yang resmi. Dunia sepak bola Indonesia juga mengenal istilah naturalisasi pada pemain kesebelasan Indonesia. PSSI menggunakan pemain naturalisasi untuk memperkuat tim sepak bola Indonesia dalam kompetisi internasional. Umumnya pembidikan untuk pemain naturalisasi PSSI memilih pemain yang bermain di klub luar negeri yang masih berdarah Indonesia.
Berikut beberapa pemain sepak bola luar negeri yang berdarah Indonesia yang masih bisa dinaturalisasi:
  1. Radja Nainggolan. Pemain sepak bola ini memiliki ayah seorang Batak dan Ibu seorang Belgia. Radja lahir di Antwerpen, Belgia tanggal 4 Mei tahun 1988. Kembarannya Riana Nainggolan juga tercatat sebagai pemain sepak bola wanita di Belgia. Pada tahun 2005, Radja yang awalnya bermain di klub Germinal Beeschot Belgia ditarik menjadi pemain di klub Piacenza, Italia. Karir Radja mulai bersinar sejak bermain di klub ini. Dengan posisi sebagai gelandang, Radja telah berhasil mencetak empat gol dari 41 pertandingan yang diikutinya.  Saat ini Radja Nainggolan adalah pemain resmi tim Under 21 Belgia. Sampai saat ini Radja Nainggolan masih berkewarganegaraan Belgia.
  2. Donovan Partosoebroto. Tidak banyak info yang diperoleh mengenai pemain muda ini. Pemain ini pernah menjadi kiper utama dalam tim Ajax Amsterdam junior. Info lain menyatakan bahwa saat ini Denovan menjadi asisten pelatih U-13 pada klub amatir Hoofddorp.
  3. Alessandro Trabucco. Pemain kelahiran 5 Juli tahun 1994 ini masih berumur 16 tahun. Namun kemampuannya dalam sepak bola dapat diacungi jempol. Sekarang Alessandro bermain di klub Primavera junior, Cesena Italia. Karena masih berumur 16 tahun lebih, Alessandro belum bisa menentukan kewarganegaraanya.
  4. Lucien Sahetapy. Lucien lahir tangga 11 September tahun 1974. Pemain berdarah Indonesia dan Belanda ini pernah bermain di klub Groningen pada tahun 1993. Saat ini Lucien bermain di Divisi 1 Liga Belanda yang bernama BV Veendam. Sejak tahun 2008, Lucien bermain di klub VV Roden. Pemain sepak bola dengan tinggi 169 cm dan berat 74 kg ini memegang posisi beg tengah.
  5. Raphael Tuankotta. Pemain berusia 22 tahun ini memiliki darah Maluku dan Belanda. Saat ini Raphael menetap di Belanda dan membela klub PKC ’83. Raphael adalah salah satu pemain luar negeri yang memiliki keahlian cukup baik, tidak ada salahnya PSSI menarik Raphael untuk bermain di Indonesia.
  6. Michael Timisela. Pemain kelahiran Paramaribo tanggal 5 Mei tahun 1986 ini adalah salah satu pemain muda yang berbakat. Saat ini Michael yang berdarah Indonesia Belanda ini adalah pemain sepak bola pada tim Ajax Amsterdam. Prestasinya cukup fantastis karena ketika berusia 20 tahun, Michael telah menembus tim utama Ajax. Sangat jarang pemain usia 20 tahun dapat meraih hal seperti ini.

PERKEMBANGAN ATLETIK DI INDONESIA

Atletik merupakan olahraga yang terdiri dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat kita kelompokkan menjadi olah raga lari, olah raga lempar, dan olah raga lompat. Cabang atletik cukup banyak seperti lari jarak pendek, lari jarak jauh, lari estafet, lompat indah, lompat galah, lembar lembing, dan lain-lain.
Sejarah atletik Indonesia bermula pada saat Pemerintah Hindia Belanda (di tahun 1930) memasukkan olahraga Atletik sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah-sekolah saat itu. Saat itu belum banyak masyarakat mengenal olah raga atletik. Pada tahap awalnya atletik Indonesia hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Seiring berjalannya waktu, olahraga atletik makin digemari oleh masyarakat Indonesia.
Organisasi yang bernama Nederlands NIAU (Indische Athletiek Unie). Organisasi ini akan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik, merupakan organisasi atletik pertama yang dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1930-an di Medan juga didirikan organisasi atletik dengan nama Sumatera Athletiek Bond (SAB). Organisasi ini bertugas dalam menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik di sekolah Mulo, HBS dan sekolah swasta lainnya.
Di Pulau Jawa, perkembangan olah raga atletik ditandai dengan berdirinya bermacam organisasi atletik seperti IAC di Jakarta dan ABA di Surakarta. Dalam waktu yang tidak lama, Indonesia berhasil menunjukkan prestasinya dalam bidang atletik di dunia internasional. Beberapa atlet yang berprestasi di awal perkembangan atletik diantaranya: Tomasoa, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, Mochtar Saleh, Mohd. Abdulah dan Rorimpandey.
Karena prestasi Indonesia di bidang atletik yang semakin bagus, maka pada tanggal 3 September 1950 di Semarang dibentuklah sebuah organisasi yang menaungi bidang olah raga atletik yang bernama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Eksistensi organisasi ini terbukti dengan berhasilnya diadakan perlombaan altetik pertama di bawah koordinasi PASI pada tahun yang sama.
Saat ini PASI telah berhasil membawa Indonesia memenangkan olah raga cabang atletik di berbagai kompetisi internasional. Puncaknya adalah Sea Games tahun 1987, Indonesia berhasil membawa 17 medali emas. Sampai tahun 2007, prestasi Indonesia terus menurun. Namun PASI tetap berusaha membimbing bibit unggul demi memperbaiki prestasi Indonesia. Akhirnya pada Sea Games Desember 2009, Indonesia berhasil meningkatkan prestasinya dengan membawa 7 medali emas di cabang atletik ini. 7 emas memang belum sebanding dengan tahun 1987, namun PASI yakin di Sea Games berikutnya Indonesia akan menunjukkan prestasi yang lebih baik.

JENIS-JENIS PELINDUNG TUBUH UNTUK PENCAK SILAT

Pencak silat merupakan salah satu olah raga bela diri yang ekstrim dan bisa mengakibatkan cedera jika tanpa memakai pelindung tubuh. Karena begitu berbahaya, maka setiap pertandingan pasti menyertakan ketentuan-ketentuan yang harus diikuti, termasuk juga dalam hal pengamanan dan pelindung tubuh.
Berdasarkan ketentuan tersebut, ada beberapa jenis pelindung tubuh yang harus dipakai oleh atlet bela diri saat bertanding. Pelindung tubuh ini termasuk perlengkapan tanding dalam kategori pakaian.
Pelindung tubuh pertama adalah pelindung badan. Pelindung badan harus dipakai oleh setiap atlet bela diri. Pelindung badan ini biasanya berwarna hitam, lokasinya akan menutupi bagian dada, perut, punggung serta tubuh bagian samping dan berfungsi untuk melindungi bagian tubuh mulai dari leher ke bawah. Untuk perlindungan lebih, pelindung badan ini harus dilengkapi dengan sabuk berwarna merah atau hitam yang selain untuk melindungi bagian pinggang juga berfungsi untuk tanda pengenal sudut.
Pelindung tubuh yang juga harus dipakai oleh atlet pencak silat adalah pelindung sendi. Bela diri merupakan olah raga yang membuat tubuh aktif bergerak, mengakibatkan benturan lembut atau pun keras pada banyak anggota tubuh. Sendi merupakah area tubuh yang rawan, karena posisinya yang berada di depan ketika benturan tersebut terjadi. Atlet bela diri harus menyediakan pelindung sendi ini, yang berupa pelindung satu lapis dengan ukuran tipis agar gerakan atlet tidak lambat atau pun berat.
Selain sendi dan dada, bagian kemaluan juga merupakan organ yang rawan dengan benturan, tendangan atau pun tinju. Apalagi posisi kemaluan juga rentan dan akan langsung dalam posisi terbuka ketika atlet menyerang lawan dengan tendangan. Untuk itu, setiap atlet juga harus memakai pelindung kemaluan ketika bertanding. Untuk atlet pria, tersedia pelindung tubuh yang berbentuk celana dalam dengan bagian tebal di depan tepatnya di bagian kemaluan. Pelindung ini terbuat dari bahan plastik, biasanya berwarna putih. Atlet wanita juga harus memakai pelindung kemaluan. Pelindung ini berupa pembalut khusus, yang berfungsi sebagai bantalan pelindung jika terjadi benturan.
Pelindung tubuh di atas sesuai dengan peraturan pertandingan, namun selain itu ada juga beberapa pelindung tambahan seperti pelindung kaki. Pelindung kaki ini berupa selongsong yang dipasang pada kaki, menutupi kaki mulai dari bagian lutut hingga telapak kaki dan hanya terbuka pada bagian jari-jari kaki. Pelindung kaki berfungsi untuk melindungi tulang kering terhadap benturan. Tulang kering rawan dengan kecelakaan, selain itu jika terkena benturan atlet akan merasakan kesakitan yang luar biasa dan bisa mengacaukan pertandingan. Pelindung tangan juga dianjurkan, biasanya berupa selongsong yang menutupi lengan bagian siku ke bawah hingga pergelangan tangan.

SEJARAH PERSEBAYA 1927




Persebaya



Berdiri: 1927
Alamat: Jl. Karanggayam No. 1 Indonesia
Telepon: +62 (0) 31 503 2250
Faksimile: +62 (0) 31 502 4955
Surat Elektronik: redaksi@persebayafc.com
Laman Resmi: http://www.persebayafc.com
Ketua: H. Saleh Ismail Mukadar SH
Direktur: H. Cholid Ghoromah
Stadion: Gelora Bung Tomo
Sejarah Singkat
Persebaya didirikan pada 18 Juni 1927 dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond [SIVB]. Tim kota Pahlawan ini juga turut berperan dalam pendirian PSSI. Pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja [Persatuan Sepakbola Indonesia Soerabaja].


Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya [Persatuan Sepakbola Surabaya], dan menjadi salah satu raksasa bersama Persib dan Persija. Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994.


Selain ulah suporternya, Persebaya juga selalu diwarnai kontroversi. Saat menjuarai kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah 'sepakbola gajah', karena mengalah kepada Persipura Jayapura 12-0 untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang. Taktik ini membawa hasil, dan Persebaya berhasil menjadi juara.


Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I.


Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final.


Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun, skorsing direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia.
Catatan Prestasi
Perserikatan 
1938: Runner-up, kalah dari VIJ Jakarta 
1942: Runner-up, kalah dari Persis Solo 
1950: Juara, menang atas Persib Bandung 
1951: Juara, menang atas Persija Jakarta 
1952: Juara, menang atas Persija Jakarta 
1965: Runner-up, kalah dari PSM Ujung Pandang (sekarang PSM Makassar) 
1967: Runner-up, kalah dari PSMS Medan 
1971: Runner-up, kalah dari PSMS Medan 
1973: Runner-up, kalah dari Persija Jakarta 
1977: Runner-up, kalah dari Persija Jakarta 
1978: Juara, menang atas PSMS Medan 
1981: Runner-up, kalah dari Persiraja Banda Aceh 
1987: Runner-up, kalah dari PSIS Semarang 
1990: Runner-up, kalah dari Persib Bandung 


Liga Indonesia
1994/1995: Peringkat ke-9, Wilayah Timur 
1995/1996: Peringkat ke-7, Wilayah Timur 
1996/1997: Juara 
1997/1998: kompetisi dihentikan 
1998/1999: Runner-up 
1999/2000: Peringkat ke-6, Wilayah Timur 
2001: Semi-Final
2002: degradasi ke Divisi Satu 
2003: juara Divisi Satu, promosi ke Divisi Utama 
2004: Juara 
2005: mundur dalam babak 8 Besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun dikurangi menjadi 16 bulan, dan kemudian dikurangi lagi menjadi degradasi ke Divisi Satu) 
2006: juara Divisi Satu, promosi ke Divisi Utama 
2007: Peringkat ke-14, Wilayah Timur (tidak lolos ke Superliga) 
2008/09: Peringkat ke-4 (mengalahkan PSMS Medan dalam babak Play-Off lewat adu penalti, lolos ke Superliga)


Superliga Indonesia2009/10: Peringkat ke (degradasi ke Divisi Utama)


Piala Champions Asia / Asian Club Championship1998: Putaran 1
2004: Babak Grup


Piala Indonesia2005: Perempat-Final (diskualifikasi melawan PSS Sleman)
2006: Perempat-Final
2007: 32 Besar
2008/09: 16 Besar
2009/10: Perempat-Final